Selasa, 29 November 2011

IEDUL ADHA - PERINGATAN PADA MILLAH IBRAHIM AS

Bismillahirahmannirrohim
Semoga selawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada Rasulullah Muhammad saw dan keluarganya sebagaimana dilimpahkan kepada Nabi Ibrahim as dan keluarganya, juga berkah dilimpahkan kepada Rasulullah Muhammad saw dan keluarganya sebagaimana dilimpahkan kepada Nabi Ibrahim as dan keluarganya.
Doa ini telah diabadikan dalam bacaan sholat yang wajib dibaca oleh setiap muslimin ketika menghadap Allah, Tuhan semesta Alam. Begitu istimewanya Nabi Ibrahim bagi pemeluk agama samawi. Bukan saja karena beliau menurunkan Nabi nabi Israel (keturunan Yakqub) dan Nabi terakhir Muhammad saw, tapi juga langkah langkahnya yang spektakuler, absurd, susah diterima bahkan mungkin tidak bisa diterima akal.
Untuk hal yang luar biasa inilah Allah memerintahkan manusia memperingatinya dengan acara dan biaya yang sepektakuler. Sayangnya, kebanyakan yang memperingatinya tidak mengerti apa yang diperingatinya. Seperti orang yang berulang tahun, bergembira ria, mensyukuri nikmat Allah, doa panjang umur dinyanyikan, hadiah-hadiah bertaburan, padahal yang harus diingat, dia telah mendekati kematian dan cukupkah bekalnya? adakah janji Allah telah didapatkannya untuk hari-hari yang orang-orang kebanyakan mengingat dirinya sendiri
QS. An Nahl (10) ayat 36
Artinya :
Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka kerjakan.

Ibadah haji, umroh dan iedul Adha atau hari raya Qurban adalah peringatan jejak-jejak Ibrahim as dan keluarganya, yang Allah muliakan sampai akhir jaman. Agar peringatan yang memakan waktu, tenaga, harta dan jiwa yang sangat banyak ini tidak sia-sia marilah kita pelajari jejaknya yang wajib kita ikuti, sebagai Millah Ibrahim, karena Rasulullah saw pun diperintahkan mengikuti millah Ibrahim.
QS. Ali Imron (3) ayat 95
Artinya :
Katakanlah: "Benarlah (apa yang difirmankan) Allah". Maka ikutilah millah Ibrahim yang lurus, dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang musyrik.
QS. Al Bqorooh (2) ayat 130
Artinya:
Dan tidak ada yang benci kepada millah Ibrahim, melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri, dan sungguh kami Telah memilihnya[90] di dunia dan Sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang saleh.
[90] di antaranya menjadi; Imam, rasul, banyak keturunannya yang menjadi nabi, diberi gelar khalilullah.
QS. An Nahl (16) ayat 123
Artinya :
Kemudian kami wahyukan kepadamu (Muhammad): "Ikutilah millah Ibrahim seorang yang hanif" dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.
Untuk tahu millah Ibrahim yang Allah maksud mari kita belajar pada Al Qur’an yang tidak ada keraguan.
1. Melihat tanda tanda keagungan Allah dilangit dan bumi
QS Al An’am ayat 75
Artinya :
Dan Demikianlah kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan bumi dan (Kami memperlihatkannya) agar dia termasuk orang yang yakin.

QS Al Ankabuut ayat 24
Artinya :
Maka tidak adalah jawaban kaum Ibrahim, selain mengatakan: "Bunuhlah atau bakarlah dia", lalu Allah menyelamatkannya dari api. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang beriman.

QS. An Ambiyaa ayat 56
Artinya :
Ibrahim berkata: "Sebenarnya Tuhan kamu ialah Tuhan langit dan bumi yang Telah menciptakannya: dan Aku termasuk orang-orang yang dapat memberikan bukti atas yang demikian itu".
Tujuan melihat tanda-tanda keagungan Allah adalah agar kita beragama mencapai tingkat keyakinan atau tingkat hakekat yaitu mengalami pembuktian kebenaran ajaran agama Islam. Tingkat keyakinan ini dibagi tiga yaitu :
a. Haqul yaqin, yaitu keyakinan setelah mengalami kejadian itu. Manusia yang paling sempurna haqul yaqin dalam beragama adalah Rasulullah saw, karena pengalaman isro’ dan mi’roj yang spektakuler itu.
b. Ainul yaqin, yaitu keyakinan setelah melihat dengan mata kepala sendiri kejadian yang dimaksud.
c. Ilmu yaqin, yaitu keyakinan setelah melihat dengan mata batin, melalui mimpi yang benar (al-mubasiroh) atau lebih tinggi dengan tersingkapnya hijab qolbu (kasyaf).

2. Sangat tegas membenci kekafiran.
Ibrahim as tidak main-main memusuhi kekafiran, sampai diusir bapaknya dan dibakar Namrud, rajanya.
QS At Taubah ayat 114
Artinya :
Dan permintaan ampun dari Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya tidak lain hanyalah Karena suatu janji yang Telah diikrarkannya kepada bapaknya itu. Maka, tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah musuh Allah, Maka Ibrahim berlepas diri dari padanya. Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang sangat Lembut hatinya lagi Penyantun.
QS Maryam ayat 46
Artinya:
Berkata bapaknya: "Bencikah kamu kepada tuhan-tuhanku, Hai Ibrahim? jika kamu tidak berhenti, Maka niscaya kamu akan kurajam, dan tinggalkanlah Aku buat waktu yang lama".
QS Ash Ashaaffa’at ayat 97
Artinya:
Mereka berkata: "Dirikanlah suatu bangunan untuk (membakar) Ibrahim; lalu lemparkanlah dia ke dalam api yang menyala-nyala itu".

QS. An Ambiyaa ayat 68 – 69
Artinya :
68. Mereka berkata: "Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak".
69. Kami berfirman: "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim",
3. Menempati janji
QS An Najm ayat 37
Artinya :
Dan lembaran-lembaran Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji?

Janji adalah hutang yang harus dibayar, sedang menepati janji adalah bagian dari iman. Para nabi dan imam yang adil adalah kepercayaan Allah dibumi, Untuk bisa dipercaya, modal awalnya adalah menepati janji. Kita dilarang berjanji bila secara akal tidak bisa menepatinya. Dan bila menurut perhitungan manusia bisa dilaksanakan, ucapkan janji dengan ucapan “insya Allah”. Bukan ucapan itu digunakan untuk tidak memenuhi janji.

4. Menerima mimpi yang benar dari sisi Allah yang berisi perintah dan larangan
QS Ash Ashaaffa’at ayat 102 -105
Artinya :
102. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya Aku melihat dalam mimpi bahwa Aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".
103. Tatkala keduanya Telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ).
104. Dan kami panggillah dia: "Hai Ibrahim,
105. Sesungguhnya kamu Telah membenarkan mimpi itu Sesungguhnya Demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
Mimpi yang benar adalah 1/46 hak kenabian yang diwariskan pada umat Muhammad saw. Untuk bisa membedakan antara mimpi yang benar dan angan-angan serta gangguan setan, dibutuhkan guru pembimbing yang ditunjuk Allah.
5. Menjadi seorang imam
QS. An Nahl (16) ayat 120
Artinya :
Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif[843]. dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan),

[843] Hanif Maksudnya: seorang yang selalu berpegang kepada kebenaran dan tak pernah meninggalkannya.
QS. Al Baqorooh (2) ayat 124
Artinya :
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji[87] Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku"[88]. Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim".

[87] ujian terhadap nabi Ibrahim a.s. diantaranya: membangun Ka'bah, membersihkan ka'bah dari kemusyrikan, mengorbankan anaknya Ismail, menghadapi raja Namrudz dan lain-lain.
[88] Allah Telah mengabulkan doa nabi Ibrahim a.s., Karena banyak di antara rasul-rasul itu adalah keturunan nabi Ibrahim a.s.
Ibrahim as adalah imam pertama yang diangkat Allah. Atas terkabulnya doa beliaulah kita bisa mencapai kedudukan imam. Imam bukan sekedar pemimpin, tetapi ia bertanggung jawab kepada Allah atas jamaahnya. Imam adalah pewaris nabi, mewarisi hak kenabian, walaupun dia bukan nabi, tetapi pengganti nabi. Pengertian imam sekarang ini telah dikerdilkan menjadi sebatas di masjid ketika sholat berjama’ah. Kebanyakan orang Islam sekarang tidak lagi mengenal imam yang sebenarnya, walaupun ayat dan hadits yang menjadi hujjahnya sering dibaca.

6. Menerima wahyu Allah pada tingkat mutakalimin (dialoq langsung)
QS. Al Bqorooh (2) ayat 124
Artinya :
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku". Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim".
Ibrahim as termasuk nabi yang berbicara langsung dengan Allah dalam dua arah. Allah memerintahkan, manusia mengikuti millah Ibrahim as, maka pastilah hak itu diwariskan kepada pengikutnya, bila syarat-syaratnya telah dipenuhi, yaitu lulus dalam ujian yang Allah tentukan. Kemampuan menerima wahyu inilah yang disebut taqwa.

8. Mengikuti wahyu.
QS. Al Baqorooh (2) ayat 131
Artinya :
Ketika Tuhannya berfirman kepadanya: "Tunduk patuhlah!" Ibrahim menjawab: "Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam".

Wahyu adalah petunjuk Allah yang kebanyakan berisi perintah dan larangan. Tentu perintah dan larangan ini harus dipatuhi walaupun bertentangan dengan akal dan nafsunya. Perintah yang ditujukan ke Ibrahim as sangat berat yang sangat ketahui kebanyakan pemeluk agama samawi, yaitu para ahli kitab, termasuk muslimin. Menjalankan perintah Allah walau akal dan nafsu menentang itu disebut tawakal.

9. Berilmu tinggi dan memiliki karya besar.
QS. Shood ayat 45
Artinya :
Dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishaq dan Ya'qub yang mempunyai perbuatan-perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang Tinggi.
Setiap nabi, Allah bekali dengan “ilmu dan hikmah”. Ilmu diperlukan untuk mengenal dan berkomunikasi dengan Allah, sedang hikmah untuk kemaslahatan manusia. Atau lebih dikenal sebagai “habluminalllah dan habluminannas”. Dalam keperluan itulah para nabi mempunyai ilmu yang tinggi dan mempunyai karya besar yang dikenal luas. Para imam yang ingin meninggikan kedudukannya disisi Allah SWT, wajib mencari jalan mendekatkan diri kepada Allah agar diturunkan ilmuNya serta memperhatikan tanda-tanda keagungan Allah dibumi dan dilangit agar mendapatkan hikmah, kemudian menggabungkan kemampuan tersebut untuk kepentingan manusia didunia ataupun diakherat.

10. Menjadi kholifah Allah di bumi.
QS. At Taubah ayat 70
Artinya :
Belumkah datang kepada mereka berita penting tentang orang-orang yang sebelum mereka, (yaitu) kaum Nuh, 'Aad, Tsamud, kaum Ibrahim, penduduk Madyan dan negeri-negeri yang Telah musnah?. Telah datang kepada mereka rasul-rasul dengan membawa keterangan yang nyata, Maka Allah tidaklah sekali-kali menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.
Ibrahim as mempunyai kaum atau umat, yaitu orang orang yang mengikutinya. Allah menjadikannya menguasai atas sebagian makhluknya dibumi, termasuk umatnya. Setiap nabi adalah kholifatullah dibumi, ia adalah kepercayaan Allah dibumi yang telah lulus berbagai macam ujian. Demikian juga seorang imam yang baik, ia mengikuti langkah-langkah Ibrahim as (millah Ibrahim) dengan kesadaran penuh karena mengharap keridoanNya. Bila Ibrahim as, Musa as dan Daud as diberikan kekuasaan dibumi, maka orang-orang yang mengikuti milah Ibrahim as pasti juga akan diberikan kekuasaan dibumi. Tidak ada perubahan pada sunnah Allah dan Allah maha menepati janji. Tidak perlu kita merekayasa dengan uang atau tipu muslihat yang akan menjerat kita sendiri.
11. Mempunyai istri-istri dan keturunan yang menyejukkan hati.
QS. Al Furqoon ayat 74
Artinya :
Dan orang-orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (Kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.
Ini adalah doa Ibrahim as. yang diikuti orang-orang berpegang pada milah Ibrahim. Antara istri-istri (lebih dari satu), anak keturunan yang menyenangkan hati dan imam orang yang bertakwa adalah satu paket. Bukan sebagian diambil sebagian dibuang. Orang-orang yang mencari istri lebih dari satu, padahal ia bukan seorang imam apalagi imam orang yang bertakwa, adalah orang yang mencari penyakit, karena ia mengikuti nafsunya, bukan mengikuti perintah Allah. Pada ayat diatas, yang dimaksud istri-istri, bukanlah wanita yang dicari-cari atau dipilih-pilih dengan menggunakan akal, harta dan kekuasaan, melainkan yang Allah anugerahkan.
Misi memiliki istri lebih dari satu adalah penyelamatan. Orang-orang yang bertakwa adalah orang yang dididik Allah, apalagi imamnya, bukanlah orang yang suka mengumbar hawa nafsu. Mereka telah menerima ujian-ujian berat dan dinyatakan lulus. Mereka bertugas atau berhak memberi penyelamatan di dunia dan diakherat kelak. Atas kelelahan menjalani ujian dan mendidik orang sampai mencapai tingkat taqwa inilah Allah SWT menganugerahi istri-istri dan anak keturunan yang menyenangkan hati. Bila seseorang mendapatkan sesuatu semata-mata karena usahanya sendiri dan Allah mengijinkan (bukan ridho), bila mendapat masalah, maka Allah tidak akan menolongnya. Ayat ini juga mengajarkan pada istri-istri “imamul muttaqin”agar berlaku menyenangkan suaminya, karena inilah yang dikehendaki Allah.
Barang siapa yang mempunyai pilihan lain setelah Allah dan rasulnya membuat ketetapan atas urusan tersebut, maka dia sesat.
QS. Al Ahzab ayat 35 – 36
35. Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah Telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.
36. Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan rasul-Nya Telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. dan barangsiapa mendurhakai Allah dan rasul-Nya Maka sungguhlah dia Telah sesat, sesat yang nyata.